JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Mesir terpilih Muhammad Mursi (61) dari Ikhwanul Muslimin (IM) dinilai masih harus menghadapi dua tantangan besar dalam proses transisi kedepan. Hal itu disampaikan Ketua Komisi I, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Mahfudz Siddiq.
Mahfudz menjelaskan, tantangan pertama yakni reaksi politik dari para pendukung mantan presiden Hosni Mubarak terutama dari kalangan militer yang tak menghendaki kemenangan IM, baik di parlemen maupun di eksekutif. Pembatalan keanggotaan sebagian politisi IM di parlemen menjadi indikasi kuat berlanjutnya manuver politik mengganjal Mursi.
“Disini kemampuan Mursi untuk menggalang dukungan politik dari masyarakat dan partai-partai akan diuji. Ini transisi kekuasaan yang rumit, namun harus bisa dilalui dengan baik,” kata Mahfudz di Jakarta, Senin (25/6/2012).
Tantangan kedua, lanjut Mahfudz, efektivitas pemerintahan Mursi dengan dukungan parlemen untuk mengkonsolidasi kondisi politik dan ekonomi. Dia menduga akan ada tekanan-tekanan dari berbagai pihak, khususnya dari pihak luar yang terancam kepentingannya di Mesir dan kawasan timur tengah.
“Pemerintahan Mursi akan digiring pada situasi dimana muncul opini ketidakmampuan mengatasi persoalan politik dan ekonomi. Di sinilah kemampuan Mursi untuk menggalang kerjasama dengan negara-negara kawasan menjadi sangat menentukan,” kata politisi PKS itu.
Mahfudz menambahkan,” Indonesia sebagai negara demokrasi besar harus ikut berperan membantu proses transisi dan konsolidasi demokrasi melalui program peningkatan kapasitas berbagai elemen yang ada di Mesir.”
Seperti diberitakan, Mursi berhasil meraih 51,73 persen suara, sedangkan pesaingnya, Ahmed Shafik, mendapat 48,27 persen suara. Sekitar 26 juta warga Mesir memberikan suaranya, atau 51 persen dari 50 juta penduduk yang berhak memilih.
Dengan demikian, Mursi menjadi presiden kelima sejak Mesir menjadi republik tahun 1952 . Doktor dari University of Southern California ini menjadi presiden Mesir pertama yang terpilih melalui pemilu demokratis, 1,5 tahun setelah revolusi rakyat menumbangkan rezim mantan Presiden Hosni Mubarak.
Kekhawatiran dari berbagai kalangan mengenai kemungkinan timbulnya bentrokan antara pendukung Mursi dan pendukung Ahmed Shafik seputar penolakan hasil Pilpres ternyata tidak terbukti. Ribuan pendukung Mursi gegap gempita menyambut kemenangan tersebut di Bundaran Tahrir, pusat kota Kairo dan berbagai kota di seantero negara itu.
Sebaliknya, pendukung Shafik yang sedianya dijadwalkan kembali rapat akbar di Lapangan Makam Pahlawan di Distrik Madinet Nasr, Kairo timur pada Minggu (24/6/2012) malam tidak melaksanakan pertemuan itu.
Sumber : Kompas