SUMBER, (KC),-
Bentuk bangunan dan pengelolaan pasar tradisional yang memadukan menejemen modern merupakan jawaban untuk mengatasi masalah menurunnya pembeli. Hal ini sejalan dengan program revitalisasi pasar tradisional yang hakekatnya meningkatkan pendapatan pedagangyang mengupayakan penataan tempat berjualan, kualitas barang, pengemasan serta menggunakan model pembayaran modern.
Sejauh ini, pemerintah daerah belum mampu melakukan penataan. Tak ada salahnya jika melibatkan pihak ketiga dalam hal teknis pengembangan pasar tradisional. Kebijakan itu pernah dilakukan pemerintah kota Cirebon dengan menyulap pasar tradisinal gunung sari yang dipadukan dengan gaya modern.
“Saatnya melakukan terobosan dan dibolehkan menggandeng rekanan untuk melakukan kerja sama pengembangan pasar. Kebijakan ini harus segera dilakukan, mengingat daerah tetangga telah melakukannya.” Tandas Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, Arif Rahman, ketika dihubungi Minggu (19/2).
Menurutnya, pemerintah memorogramkan penataan pasar tradisional secara menyeluuruh yang ditunjang dengan anggaran memadahi. Untuk itu daerah harus siap menjawabnya dengan kesiapan dari segi perencenaan.
“Revitalisasi pasar tradisional bertujuan meningkatkan daya saing dengan pasar modern. Selama ini terkesan pedagang pasar tradisional berjuang sendiri. Dari sisi penyajian, tempat berjualan dan memejemen masih menggunakan pasar lama. Untuk itu pemerintah mendanai pembangunan pasar yang represetatif,” tutur Arif.
Untuk membangun pasar yang mampu menyedot perhatian masyarakat dibutuhkan dana besar. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam menyediakan dana tersebut.
“Pemerintah yang punya peran besar dalam mengatasi masalah pasar tradisional. Mestinya pedagang tradisional bukan hanya diberi tempat yang bagus, tetapi juga penataan barang dagangan, menejemen keuangan dan strategi mendapatkan permodalan,”paparnya.
Terkendala Sarana
Sementara itu, kepala dinas perindusterian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, H. Haki mengungkapkan, selain terkendala sarana, pedagang tradisional mengalami stagnasi dari segi pendapatan karena jumlah pembeli, penyajian produk dan kesulitan permodalan.
“Semua masalah yang dihadapi pedagang tradiaional sudah diinventarisir. Setelah persoalan diketahui kita melakukan langkah – langkah agar problem yang dihadapi pedagang dapat diatasi,”ujarnya.
Pihaknya mencoba menjawab masalah yang dihadapi para pedagang tradisional dengan merealisasikan program revitalisasi. Kini, mulai dibangun pasar tradisional secara betahap dengan konsep modern dan tetap memelihara kearifan lokal.
Program revitalisasi pasar tradisional dilakukan secara bertahap terhadap delapan pasar tradisional. Delapan pasar milik pemerintah daerah yakni Pasar Palimanan, Pasar Jamblang, Pasar Pasalaran, Pasar Kue Weru, Pasar Sumber, Pasar Ciledug, Pasar Babakan dan Pasar Cipeujeuh. “Pasar Psalaran tahun ini mendapat bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp 12 miliar,”pngkasnya. (C-16)
Kabar Cirebon