Ikhtiar untuk Hidayat Didik
Oleh : Andrian
Sepertiga malam saya bangun melaksanakan Sholat Tahajud, kemudian berdoa untuk kemenangan Dakwah DKI Jakarta bersama HIDAYAT DIDIK, Mutabaah Yaumian yang diamanahkan dakwah ini kepadaku, aku coba jalankan secara maksimal dan optimal.
Pulang sholat subuh dari Masjid, saya pun berjalan pulang bersamaa jamaah sholat subuh yang lain sambil mengobrol diselingi tentang HIDAYAT DIDIK, kemudian saya mampir menempelkan stiker HIDAYAT DIDIK di 10 tiang listrik yang saya lewati saat pulang. Sampai rumah saya ganti baju, sepatu dan berolah raga keliling kampung, tak lupa stiker dan brosur HIDAYAT DIDIK pun saya bawa.
Tukang sayur yang biasa lewat depan rumah saya sapa dan berikan brosur HIDAYAT DIDIK, saya kemudian lanjutkan olah raga jalan pagi sambil menempelkan stiker HIDAYAT DIDIK di tiang listrik yang saya temui. Anak – Anak SMA yang mau berangkat sekolah tidak lupa saya titipi stiker dan brosur HIDAYAT DIDIK.
Sebelum sampai rumah, saya mampir dulu ke warung kopi dan bubur kacang hijau, sempatkan mengobrol dengan pemilik warung tentang HIDAYAT DIDIK dan mohon ijin menempel stiker HIDAYAT DIDIK di warung tersebut, tak lupa saya menitipkan brosur HIDAYAT DIDIK untuk di taruh di warung tersebut.
Akhirnya sampai rumah, nunggu keringat hilang, baca Koran dan nonton televisi mencari berita HIDAYAT DIDIK, ketika menemukan berita tentang HIDAYAT DIDIK, saya pun kemudian meng-sms temen- temen saya di Jakarta, “selamat pagi para sahabat, mau mengabarkan saja sahabatku, bahwa jangan kaget nanti kalau ketemu pasangan HIDAYAT DIDIK di busway, bis kota, KRL dan angkutan umum lainnya, bisa jadi 1 orang di angkutan umum yang penuh itu adalah HIDAYAT DIDIK”
Kemudian saya pun mandi dan setelah itu sarapan pagi, dan akhirnya berangkat ke kantor dengan membawa kendaraan, tidak lupa stiker HIDAYAT DIDIK saya tempel di kaca depan dan belakang . Beberapa jalan sudah mulai macet pagi itu, tetapi jangan khawatir ada polisi yang setia mengatur di lalu lintas, ”
Assalamu’alaikum Pak Polisi, ada salam dari HIDAYAT DIDIK untuk anda, selamat bertugas ya” kataku sambil menunggu lampu berubah menjadi hijau, polisi itu tersenyum dan menunjukan dua jempol tangannya kearahku. Masuk pintu jalan tol, sambil membayar, saya pun tidak lupa menyodorkan stiker HIDAYAT DIDIK, petugas pintu tol pun berkata, ” sama pak, saya juga pendukung pak HIDAYAT DIDIK”
Sampailah kantor, biasa ketemu satpam dan resepsionis, ” assalamu’alaikum, pagi pak ..bapak ini seperti HIDAYAT DIDIK aja, selalu tepat waktu dan siap menyapa para karyawan “, ujarku. Mereka menjawab ” wa’alaikumussalam semoga yang kita dukung HIDAYAT DIDIK menang ya Pak”
Sebelum mulai perkerjaan, buka email dulu… kirim email file stiker dan brosur HIDAYAT DIDIK ke rekan- rekan yang tinggal di Jakarta.. setelah itu saya coba fokus ke pekerjaanku, saya kerjakan semua yang menjadi amanah ku di kantor secara professional.
Sore pulang kantor, terlihat bensin mau habis, takdirnya memang harus mampir dulu ke pom bensin, “20 liter bang” pintaku, ” ngga full aja bang, kata petugas pom bensinnya”, ” ngga bang, saya harus nabung untuk biaya kampanye HIDAYAT DIDIK nih” tegasku. ” pendukung HIDAYAT DIDIK juga Om, sama dong dengan saya, saya juga infaq 5000 per bulan, ikhlas saya buat pemenangan beliau, kalau ada stiker atau brosur mau dong Om”, pintanya. Dua puluh stiker dan Brosur HIDAYAT DIDIK pun berpindah ke tangan petugas pom bensin.
Di lampu merah, ada pengamen menyanyikan lagu iwan fals,”wakil rakyat”, saya bilang ke dia sambil menyodorkan lembar ribuan, ” Pak HIDAYAT – DIDIK insyaAllah senang mendengar lagu ini, sebagai dukungnnya saya berikan stiker mau?” pintaku.. pengamen itu pun mengangukan kepalanya dan langsung menempelkan stiker itu di gitar kecilnya…”terima kasih ya Om” dan mulai mengamen lagi di mobil belakangku.
Mampir dulu beli martabak Manis “Bangka” dan martabak telor, pesenan istri di rumah. ” Dua Bang, manis satu, telor satu” pintaku, “kok Cuma dua Pak, yang dua di mobil tidak di kasih?” tanya nya. “Maksudnya?” tanyaku, Tukang Martabak itu menjelaskan ” Itu lho yang di tempel di kaca, HIDAYAT – DIDIK” katanya.. “abang ini bercanda saja, boleh deh ..kalau gitu dua manis , dua lagi martabak telor ya.” Setelah selesai kemudian saya bayar, Abang martabak minta stiker untuk di tempel di gerobaknya … Abang martabak mendapatkan 10 stiker, ia pun berjanji akan menempelkannya di gerobaknya dan membagikan ke tetanga nya..
Akhirnya sampailah di rumah, keluarga pun senang karena ada martabak yang saya bawa. Tiba – tiba istri mengabarkan bahwa, tadi ada sekelompok anak muda gondrong datang ke rumah, cari saya. Katanya setelah isya mau datang lagi kemari. “Ada apa ya?” gumamku… benar saja tepat setelah Isya, pintu rumah di ketok.. ketika aku buka, memang terlihat belasan pemuda gondrong dan berpakaian jaket hitam. “Ada apa ya?” tanyaku … salah seorang menjawab, “Maaf Bang, kalau kedatangan kami mengganggu, tidak ada maksud apa – apa , kami hanya ingin meminta spanduk, brosur atau stiker HIDAYAT – DIDIK untuk kami pasang di depan, deket dengan tempat mangkal kami” katanya…
Subhanallah, Alhamdulillah, akhirnya saya persilahkan masuk … kebetulan di rumah masih ada dua spanduk, stiker masih sisa 20 –an dan brosur setengah rim, akhirnya kami berikan semuanya. Mereka berjanji akan langsung pasang itu spanduk HIDAYAT DIDIK malam ini juga.. ketika kami menyodorkan uang untuk ongkos pemasangan dan pembagian, mereka menjawab, “tidak usah pak, kami juga ingin berkontribusi memberikan apa yang kami punya untuk memenangkan pemimpin jujur dan baik seperti beliau HIDAYAT – DIDIK”
Setelah selesai sholat witir sebelum tidur, saya merenung untuk kejadian – kejadian yang saya alami hari ini, “Saksikanlah ya Allah, hari ini aku telah ikhtiarkan ya Allah untuk berjuang memenangkan dakwahMu di DKI bersama HIDAYAT DIDIK, banyak dukungan yang diberikan masyarakat untuk beliau HIDAYAT DIDIK, tapi tanpa dukunganMu ya Allah maka semua itu tidak ada artinya… Ya Allah, aku memohon ridho mu untuk HIDAYAT DIDIK memenangkan pilgub DKI ini, dan maafkanlah hambamu yang penuh khilaf ini, jika selama mengabarkan HIDAYAT DIDIK ke orang lain ada kekhilafan…”
Ini ceritaku, mana ceritamu…
www.hidayatnurwahid.com/012/03/30/ikhtiar-untuk-hidayat-didik/#more-149