“Berkah dari maulid ini melahirkan umat yang bermartabat sehingga mampu membebaskan al-Aqsha. Inilah asbabul wurud (sebab kemunculan atau kedatangan—Red) maulid,” ujar Hidayat dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di kantor DPP PKS, Jl Tb Simatupang, Jakarta Selatan.
Wakil Ketua MPR ini menceritakan asal mula munculnya peringatan maulid nabi di dalam sejarah Islam. Peringatan ini pertama kali diinisasi oleh Sultan Salahuddin al-Ayyubi setelah melihat kondisi umat Islam saat itu yang dalam keterpurukan. Sultan Salahuddin melihat akidah umat dalam keadaan sangat lemah. Keimanan dan tauhid hanya sebatas bahan diskusi dan perdebatan. Kecintaan kepada dunia begitu kuat.
“Akibatnya, umat jadi lemah. Dijajahlah dunia Islam, termasuk Masjid al-Aqsha di Palestina,” tutur Hidayat.
Sebagai generasi yang lahir dari sistem madrasah nizhamiyah di masanya, Sultan Salahuddin tidak rela dengan kondisi kritis akidah yang menjangkiti umat Islam. “Beliau ingin mengembalikan izzah (martabat) umat. Sehingga salah satunya dengan mengingat Rasulullah SAW melalui peringatan maulid. Subhanallah, melalui maulid, umat jadi bangkit,” ujar Hidayat.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tidak perlu lagi diperdebatkan. Sebagai sarana, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi wasilah (medium) untuk kebangkitan umat. Untuk konteks Indonesia, dia mengatakan, maulid menjadi sarana untuk membangkitkan umat baik dari intervensi asing.
Ketua Bidang Pengembangan Umat (BPU) DPP PKS Hilman Rosyad menambahkan, bukti kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu mengimani ajarannya, mengikuti sunahnya, mendakwahkan ajarannya, dan memperbanyak shalawat. “Mempelajari sejarahnya, mengikuti sunah keteladanannya, dan selalu menyebut namanya dengan shalawat adalah bukti kecintaan kita kepada Rasulullah SAW. Maulid Nabi ini adalah salah satu medium itu semua,” ujar Hilman lewat siaran pers kepada Republika.
Penyelenggaraan Maulid Nabi bertemakan, “Meneladani Nabi, Membangun Negeri”. PKS turut bekerja sama dengan Majelis Rasulullah dan mengundang lebih dari 50 ulama dan habaib se-Jabodetabek.
PKS menilai tradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW ampuh menumbuhkan semangat menjaga NKRI. Tradisi ini mampu menjaga akidah dan semangat kaum Muslim untuk keberlangsungan kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernegara di NKRI.
“Acara ini dihadiri jajaran pimpinan PKS, termasuk Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al-Jufri dan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, juga menyertakan kehadiran para ulama dan habaib serta masyarakat sekitar Kantor DPP PKS,” tuturnya.
Dalam acara tersebut juga dibacakan Ratib al-Hadad, yaitu zikir yang mengingatkan akan keutamaan dan keagungan akhlak Nabi Muhammad SAW, juga nasihat dari para ulama dan habaib yang hadir.
Selain itu, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno turut menghadiri kegiatan tersebut. Ribuan warga Ibu Kota ikut mendatangi acara itu.
Sumber: republika.co.id