anak anak menjadikan banjir momen untuk bermain air |
PKSCIREBON.ORG, Gunungjati – Bencana banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Cirebon. Kali ini, wilayah yang terendam banjir bukan lagi di dominasi wilayah timur Cirebon, melainkan wilayah utara Kabupaten Cirebon. Berdasarkan informasi, tak kurang dari 500 rumah di empat desa di Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, terendam banjir, Senin (23/1).
Meski dimungkinkan kenaikan air masih terjadi, warga hingga kemarin masih bertahan di rumah masing-masing.
Keempat desa yang terendam banjir masing-masing Jatimerta, Grogol, Wanakaya, dan Astana, dengan ketinggian terparah lebih dari satu meter. Banjir diduga akibat jebolnya tanggul Sungai Condong hingga meluapnya Sungai Bondet yang berada di sekitar ketiga desa.
Seorang warga Desa Wanakaya, Yakub AS mengungkapkan, air mulai memasuki desa tersebut setidaknya mulai pukul 05.00 Wib. Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 10.00 Wib banjir mulai meninggi.
“Airnya datang perlahan-lahan dan terus naik. Awalnya cuma semata kaki, kemudian di sebagian rumah naik menjadi setinggi perut orang dewasa,” ungkap Yakub yang juga merupakan Ketua RW setempat ini.
Menurutnya, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Bondet. Hujan besar yang terus turun beberapa hari terakhir membuat sungai tak mampu menahan volume air hingga akhirnya meluber ke pemukiman dan persawahan.
Ditambahkannya, musibah ini merupakan kali pertama terjadi sejak banjir terparah di desa tersebut pada 2012. Sekalipun telah menerjang kediaman, lanjutnya, belum ada warga yang mengungsi akibat banjir itu.
“Pada 2012 pernah ada banjir, tapi parah sekali. Sejak itu tak ada banjir, baru sekarang inilah kembali terjadi, tapi tak separah 2012,” terangnya.
Sementara itu, Camat Gunung Jati Kusdiyono menyebutkan, dibanding Desa Grogol dan Astana, kondisi terparah dialami Wanakaya. Sekitar 70 persen wilayah desa itu terendam banjir, tak seberapa dibanding Astana yang hanya sekitar 40 persen wilayah dan Grogol yang bahkan telah surut pada pagi kemarin.
“Banjir awalnya menerjang Desa Grogol sekitar pukul 01.00 WIB, tapi surut pada pagi hari. Hanya, air kemudian masuk ke dua desa lain yakni Wanakaya dan Astana sejak pagi kemarin dan terus meninggi,” bebernya.
Banjir disebabkan jebolnya tanggul Sungai Condong yang menerjang Desa Grogol. Jebolnya tanggul membuat Sungai Bondet kelebihan air hingga kemudian meluap dan meluber ke Wanakaya dan Astana. Banjir tertinggi diketahui di Wanakaya dengan ketinggian lebih dari satu meter.
Dia memperkirakan, di Wanakaya ada sekitar 1.000 rumah, tiga sekolah masing-masing SDN 1 Wanakaya, SDN 2 Wanakaya, dan SDN 3 Wanakaya serta 200-an hektare sawah, telah terendam banjir. Di Astana, banjir merendam sekitar 500 rumah, sedangkan di Grogol 100-200 rumah ditambah 100-an hektare sawah.
“Selain itu, banjir juga telah menggenangi markas Koramil Gunung Jati selama sekitar tiga hari terakhir,” tambah Kusdiyono, diamini Danramil Gunung Jati Kapten Inf Suminto.
Kusdiyono tak menampik banjir berpotensi lebih parah bila hujan besar kembali terjadi di kawasan hulu, dalam hal ini Kabupaten Kuningan.
Namun begitu, dia meyakinkan, antisipasi untuk keselamatan warga telah disiapkan diantaranya kesiagaan tim basarnas di lokasi kejadian hingga ketersediaan tiga perahu karet.
Lebih jauh, pihaknya mengimbau warga yang belum mengungsi untuk tetap waspada. Sekalipun tak separah 2012, antisipasi terhadap segala kemungkinan terburuk layak dilakukan.
Terpisah, Bupati Cirebon Drs H Sunjaya Purwadisastra MM MSi yang ditemui di ruang kerjanya menyebutkan banjir yang terjadi kali ini merupakan kiriman dari hulu sungai. Sebagai daerah hilir, bupati menyebutkan Kabupaten Cirebon dihadapkan pada kenyataan pahit.
“Kita tidak bisa mengelak dengan kondisi ini karena saat air dari hulu besar, dan ternyata laut juga tengah pasang, maka wilayah di sekitar hilir inilah yang akan menjadi korban. Seperti yang terjadi saat ini. Laporan yang saya terima, banjir ini terjadi karena di laut sedang pasang sehingga air dari daratan belum bisa masuk ke laut dan menumpuk di sungai,” terang bupati.
Disamping itu, bupati juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk mulai hidup sehat khususnya tidak membuang sampah di sungai. Menurutnya, penyebab pendangkalan sungai selain adanya sedimentasi lumpur juga karena tertutupnya saluran air akibat sampah.
“Maka dari itu, saya mengimbau agar masyarakat sama-sama menjaga sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan,” singkatnya.
Sumber: rakyatcirebon.co.id