Oleh : Cahyadi Takariawan
Masyarakat boleh berkata apa saja tentang proses Pilkada DKI Jakarta. Media sudah banyak memberitakannya. Kader sudah melek dan senang membaca berita. Ada cermin bening, sangat bening, dalam proses yang menyertainya. Sangat banyak mutiara hikmah yang harus kita ambil darinya.
Adalah Triwisaksana, kader dakwah yang mendapatkan amanah untuk dimajukan dalam Pilkada. Kerja keras sudah dilakukannya, pagi, siang, sore hingga malam tiba. Keringat mengucur dengan deras, membasahi sekujur tubuhnya. Mencoba merangkai harapan masa depan, merenda cita-cita kemenangan, membayangkan Jakarta diliputi pribadi mulia.
Namun apa hendak dikata. Realitas politik sangat sulit diduga. Bang Sani menerima keputusan pimpinan, ia tidak jadi dimajukan dalam proses Pilkada. Pilihan yang sulit bagi para pimpinan partainya, karena sangat banyak kendala untuk tetap memajukan Triwisaksana. Pilihan telah ditetapkan, keputusan telah dikeluarkan, Hidayat Nurwahid tidak pernah menyangka. Ya, ustadz Hidayat mendapatkan amanah maju dalam Pilkada DKI Jakarta.
Coba lihat bagaimana sikap keduanya. Akhuna Triwisaksana bersikap sangat dewasa. Ustadzuna Hidayat bersikap sangat bijaksana. Baca saja media, berikut cuplikannya.
Kutipan Media – 1
Hidayat mengatakan, siap sepenuhnya mendukung Triwisaksana atau yang akrab dipanggil Sani, yang sebelumnya dicalonkan dalam pemilukada DKI Jakarta. “Jika Bang Sani maju, saya akan legowo untuk tim sukses pemilu,” lanjutnya.
Pada prinsipnya, kata Hidayat, Sani lebih berkompeten menjadi calon Gubernur. “Saya percaya partai akan memutuskan calon terbaik bagi DKI dan Indonesia. Secara prinsip, Sani cocok dan berkompeten,” kata dia.
Kutipan Media – 2
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana meski sebelumnya dideklarasikan sebagai bakal calon gubernur Jakarta mengaku tidak kecewa atas keputusan partainya yang mengusung Hidayat Nur Wahid sebagai calon resmi Partai Keadilan Sejahtera.
“Tidak kecewa dengan keputusan partai, memang pak Hidayat adalah tokoh yang lebih baik dari saya,” kata Triwisaksana yang turut mendampingi pendaftaran pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini sebagai cagub-cawagub PKS di KPUD Jakarta, Senin malam (19/3/2012).
Kutipan Media – 3
Bakal calon gubernur DKI Jakarta Triwisaksana mengaku tidak sakit hati atas kegagalannya maju sebagai DKI 1. Sani, salah seorang politisi muda PKS ini bahkan secara terbuka menyatakan dukungannya kepada pasangan Hidayat Nurwahid – Didik J. Rachbini.
“Tidak ada sakit hati sama sekali. Saya malah diminta untuk menjadi timses (tim sukses) kedua pasangan,” kata Bang Sani panggilan akrab Triwisaksana di Kantor KPUD DKI Jakarta, Senin (19/3/2012).
Menurut Bang Sani, pencalonan Hidayat Nurwahid sebagai calon gubernur DKI Jakarta dari PKS tidak perlu dipermasalahkan. Bang Sani menganggap Hidayat Nur Wahid merupakan kader terbaik PKS. “Itu proses yang biasa saja,” imbuhnya. Lalu apa alasan PKS tidak memilihnya maju sebagai calon DKI 1? “Pak Hidayat Miliki kapasitas ketimbang saya,” tukasnya.
Kutipan Media – 4
Triwisaksana yang sebelumnya dideklarasikan PKS sebagai calon gubernur, kini berharap pasangan yang diusung partainya akan menang dalam persaingan menuju Balaikota. Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq yang juga mendampingi pencalonan Hidayat – Rachbini mengatakan deklarasi pencalonan Triwisaksana sebelumnya merupakan ‘pemanasan’. Demikian media menuturkannya.
Cermin Bening : Dari Sani ke Wahid
Subhanallah, lihatlah kedua kader terbaik kita. Demikian tinggi etika mereka jaga. Mereka saling melempar pujian kepada lainnya. Hidayat mengatakan siap mendukung Sani jika partai memilih Sani untuk maju dalam Pilkada. Hidayat menganggap Sani cocok dan memiliki kapasitas untuk memimpin Jakarta. Sebaliknya Sani menyatakan Hidayat lebih baik darinya. Subhanallah, betapa mulia mereka berdua.
Keduanya menyatakan siap menjadi Tim Sukses bagi yang lainnya, apabila dirinya tidak jadi dimajukan dalam Pilkada. Subhanallah, betapa mulia hati mereka. Presiden Partai menyatakan, Bang Sani telah melakukan pemanasan, bagi jalan yang akan dilalui oleh Hidayat Nurwahid untuk memimpin Jakarta.
Cermin bening itu, menjadi isyarat kebersihan niat dalam mengikuti proses Pilkada. Kebesaran jiwa Bang Sani, kebersahajaan ustadz Hidayat, menjadi modal utama memenangkan kontestasi politik menuju pemimpin DKI Jakarta.
Dari Sani ke Wahid, keduanya kader dakwah yang setia. Dari Sani ke Wahid, keduanya simbol perjuangan yang menggelora. Dari Sani ke Wahid, lihatlah tidak ada yang perlu terluka dan kecewa. Dari Sani ke Wahid, keduanya memang istimewa.