Dear friends..ijinkan saya berbagi
cerita dibalik kisah yang diwakili oleh foto ini.
Foto yang bertutur tentang kebhinnekaan yang sesungguhnya.
Ibu berkacamata yang sedang menyerahkan bantuan ke posko partai politik ini adalah warga keturunan yang tinggal di wilayah elit kawasan Serpong. Sementara Apek (Om) yang di sebelah kanan saya panggil beliau dengan Apek Eddy atau Om Eddy.
Beliau adalah korban banjir di wilayah Pondok Arum.
Beliau yang turut membantu menurunkan bantuan dari mobil donatur yang enggan disebut namanya ini.
Om Eddy hanya bercelana pendek dan bertelanjang kaki. Sebagai salah seorang penyintas tentu beliau sangat berhak mendapatkan bantuan yang baru saja beliau bantu turunkan. Namun ternyata om Eddy sama sekali tidak meminta jatah. Beliau malah asyik ngobrol bersama saya saya saat bantuan tersebut dibongkar dan dipacking ulang sesuai paket kebutuhan penyintas. Kami ngobrol ngalor ngidul tentang kisah kehidupan dan sejarah warga peranakan.
Saat beliau hendak pamit saya tawarkan om Eddy membawa barang2 bantuan namun beliau menolak, “tadi kan sudah dapat” pungkas beliau. Om Eddy meruntuhkan stigma warga keturunan yang melekat akibat segelintir orang. Om Eddy sama sekali tidak serakah meskipun dia sangat berhak. Beliau mengambil sesuai kebutuhan beliau dan ingin berbagi stok logistik dengan tetangganya yang lain.
Donatur kami juga membuktikan pada warga negeri ini bahwa demi kemanusiaan tak hirau siapa yang akan mereka berikan. Selama bantuan yang mereka himpun bisa membantu, posko partai yang acap kali dilabel radikal pun disambangi.
Sebenarnya masih banyak cerita dibalik kisah para donatur kami namun ada beberapa yang enggan dipublikasikan.
Tapi kami tahu bahwa Bhinneka Tunggal Ika masih ada di Indonesia..tanpa bising slogan nyinyir yang menyerang satu sama lain.
Om Eddy dan banyak warga keturunan lain memberikan napas baru bagi saya…Harapan Itu Masih ada. Harapan tentang keharmonisan toleransi dalam perbedaan.
Indonesiaku Harapan Itu Masih Ada