pkscirebon.org, Jakarta (7/10) – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar pengajian rutin bulanan di kantor DPP PKS tadi malam. Salah seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) mendapat kehormatan memberi ceramah dalam pengajian tersebut.
Dalam pengajian rutin bulanan yang digelar setiap Kamis pertama tersebut, Dr KH Shohibul Faroji Azmatkhan yang juga salah seorang pengurus di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan pentingnya upaya persatuan umat Islam terus dilakukan. Khususnya, lanjut dia, persatuan umat Islam dalam aspek politik.
“Jika kita berpolitik meninggalkan kitab (Alquran), sama dengan tidak ada ruhnya. Jadi mari kita berpikir yang menyatukan, bukan yang membeda-bedakan. Kita tidak bisa merubah orang menjadi A, tapi harus menghormati keberagaman. Kita harus berpikir terlebih dahulu tentang Islam dulu, baru kepentingan kelompok,” ujar Shohibul dalam pengajian bulanan tersebut di kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2016) malam.
Lebih lanjut Shohibul mengatakan, ada persamaan antara Hasan Al Banna dengan KH Hasyim Asyhari dalam gerakan dakwah. Yang membedakan keduanya, menurut dia, adalah teritorial dakwah kedua gerakan.
“Secara sejarah PKS ini larinya ke Masyumi. Gerak dakwah Hasan Al Banna dengan Hasyim Asyhari sama, hanya bedanya teritorialnya saja. Maka menjadi aneh sekarang ketika kita lupa dengan ukhuwah, dengan semangat Islam dan umat, hanya karena melihat siapa partainya sama kelompoknya,” cetusnya.
Soal politik, Shohibul mengatakan umat Islam memiliki kewajiban syariat untuk memilih partai Islam dibanding partai sekuler.
“Membela partai Islam hukumnya wajib. Selama masih ada pilihan partai Islam, pilih partai Islam. Jika ada dua partai Islam, maka pilih yang paling dekat dengan syariat,” imbuh Shohibul.
Pengajian yang dilaksanakan selepas Shalat Isya itu berjalan hingga pukul 22.00 WIB. Pimpinan dan pengurus DPP PKS serta masyarakat umum memenuhi ruangan aula tempat kegiatan tersebut hingga selesai.
Sumber: pks.id