WERU- Tekad pedagang pasar Pasalaran menolak renovasi sepertinya sudah bulat. Saat enam Kementerian melakukan sosialisasi dan ajakan untuk menyetujui perehaban, pedagang tetap bersikeras melakukan penolakan.
Enam Kementerian tersebut adalah Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindusterian, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian. Ketua Ikatan pedagang Pasar Pasalaran (IP3), Us Us Rukyat menyatakan, sampai kapanpun pihaknya akan melakukan penolakan terhadap rencana perehaban pasar. Karena Disperindag tidak pernah mmemberikan solusi untuk para pedagang.
Us Us menyatakan, solusi justeru keluar dari pedagang. Yaitu menjadikan pasar batik yang telah rampung dibangun, untuk dijadikan pasar Pasalaran. Sementara pedagang batik yang sampai saat ini belum berjualan di pasar batik bisa dipindahkan ke pasar Pasalaran.
“Lalu lintas lancar, tidak kotor dan indah dipandang. Itu terjadi jika solusi dari kami terwujud,”paparnya kepada Radar disela – sela sosialisasi bersama enam kementerian diaula kantor kecamatan Weru, belum lama ini.
Sementara, ketua Komisi II DPRD, Arif Rahman, ST secara pribadi setuju dengan keinginan dan solusi para pedagang yang menjadikan pasar batik digunakan untuk pedagang pasar Pasalaran. Dana 5 miliar bisa digunakan untuk membangun pasar baru dibelakang pasar batik yang belum beroperasi.”Kalau sudah jadi, pedagang pindah kesitu. itu solusi mereka,” ucapnya.
Hanya saja, Disperindag kata Ketua Fraksi PKS ini, merasa keberatan dengan usulan para pedagang, karena butuh perancangan lebih panjang, dengan membuat redesain pasar batik (siteplan) awal pasar batik, yang sebelumnya dibiarkan terbuka. Untuk itu dewan akan memperkuat opsi yang diharapkan oleh para pedagang.
Kadisperindag, Haki menyatakan, renovasi dan revitalisasi bertujuan untu meningkatkan dan mengembangkan pasar tradisional di Indonesia, termasuk Kabupaten Cirebon.
Salah satu pasar yang akan dijadikan percontohan pengembangan pasar tradisional adalah pasar Pasalaran. Dari sekitar 340 pasar di kota / kabupaten se- Indonesia, hanya 20 pasar yang mendapatkan bantan perehaban.
Salah satu pasar yang akan dijadikan percontohan pengembangan pasar tradisional adalah pasar Pasalaran. Dari sekitar 340 pasar di kota / kabupaten se- Indonesia, hanya 20 pasar yang mendapatkan bantan perehaban.
Sementara, perwakilan Kemendag, Dedi menyatakan, Kemendag melihat 7 aspek saat pasar tersebut layak atau tidak untuk mendapatkan program renovasi dan revitalisasi pasar tradisional Kemendag.
Saat ini, data ke 20 pasar yang akan mendapatkan peehaban itu, sudah masuk ke mejaPresiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tujuan program itu, lanjut pria asli Kabupaten Cirebon ini untuk menciptakan pasar yang sehat, nyaman, bersih, higienis serta ramah lingkungan. Diwilayah III Cirebon, lanjut Dedi hanya ada 2 pasar yang mendapatkan bantuan perehaban, yakni Pasar Pasalaran dengan anggaran Rp 5 miliar dan pasar Karang Ampeldengan anggaran Rp 10 miliar.
Kemendag, lanjutnya memiliki anggaran dana mencapai Rp 9,8 triliununtuk revitalisasi dan dan perehaban pasar di Indonesia, salah satunya untuk pasar Pasalaran.
Dedi pun menceritakan perjuangannya memasukan pasar Pasalaran . Awalnya, ia mengajukan anggaran Rp 23 miliar, namun pasar Pasalaran di coret di DPR.”Saya menghadap pimpinan, melaporkan Pasar Pasalaran sudah masuk meja Presiden,”terangnya. Akhirnya, DPR menyetujui perebahan Pasar Pasalaran. Karena itu dia mengharapkan agar pedagang pasar Pasalaranbisa menerima perehaban tersebut demi kemajuan pasar. (ysf)
Harian Radar Cirebon Edisi Rabu, 13 Juni 2012