PKSCIREBON.ORG, Ahmad Syaikhu. Calon Wakil Gubernur Jawa Barat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini asli Wong Cerbon. Selain sekolah hingga SMA di Cirebon, Ia juga ditempa ilmu agama oleh guru dan kiyainya di Pondok Pesantren Buntet Cirebon. Maka, tidak heran bahwa Cirebon merupakan tanah kelahiran dan tempat menempa keilmuan sebagai bekal kepemimpinannya. Darah Cirebon yang mengalir dalam dirinya, tentu tidak perlu diragukan lagi akan keberpihakannya kedepan untuk wilayah Cirebon.
Syaikhu yang dilahirkan di Desa Ciledug Kulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon pada 23 Januari 1965, putra kelima dari pasangan , K.H Ma’soem bin Aboelkhair, dan Nafi’ah binti Thohir.
Pendidikan dasar sampai dengan kelas V dilaluinya di SDN Ciledug III. Seiring dengan kepindahan ayahnya sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sindanglaut Cirebon ia melanjutkan ke SDN Lemahabang II hingga lulus. Pendidikan menengah pertama dilaluinya di SMPN Sindanglaut Cirebon dilanjutkan ke SMAN Sindanglaut Cirebon setelah itu dilanjutkan ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) . Pendidikan agama diperolehnya dari orang tua, kakak, guru privat dan kiyai-kiyai di Pondok Pesantren Buntet Cirebon.
Setelah menyelesaikan pendidikan di STAN, ia menikah dengan teman sekampusnya, Lilik Wakhidah. Dari pernikahan itu dikaruniai oleh Allah tiga anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
- Muhammad Kamil (mahasiswa S2 Trisakti jurusan Ekonomi Islam)
- Muhammad Yasir Naufal (Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Jurusan Geofisika Fakultas Pertambangan dan Perminyakan).
- Sarah Karimah (Mahasiswa Universitas Indonesia fakultas Teknik Elektro).
- Muthiah (mahasiswa Syariah and Economic Banking Institute jurusan Perbankan Islam).
- Izzuddin Hamas (siswa Madrasah Aliyah Husnul Khotimah di Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kuningan)
- Aisyah Wafa Syahidah (siswi kelas 3 Sekolah Dasar Islam Terpadu Iqro Pondok Gede).
Ahmad Syaikhu menjalani ikatan dinas sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Provinsi Sumatera Selatan di Palembang dari 1986 hingga 1989 kemudian dilanjutkan pada BPKP Pusat pada Deputi Bidang Pengawasan Keuangan Daerah.
Image Pada Pemilu 2004, ia dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi. Masuknya ia ke dunia politik berkonsekuensi ia harus mengundurkan diri dari pegawai negeri sipil pada waktu itu. Kini dia menjabat sebgai Wakil Walikota Bekasa dan Ketua DPW PKS Jawa Barat.
Sejak sekolah dasar ia sudah aktif mengikuti kegiatan organisasi seperti pramuka. Di SMP dan SMA, ia aktif mengikuti dan menjadi pengurus Organisasi Siswa Intra sekolah (OSIS). Ketika kuliah di STAN, aktivitas organisasi itu salurkan melalui Senat Mahasiswa sebagai Ketua Bidang Kerohanian Islam dan Ketua Masjid Kampus Baitul Maal Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK).
Bersama dengan kawan-kawannya, ia mendirikan beberapa yayasan, di antaranya Yayasan At-Tibyan (Jakarta Timur) yang bergerak dalam pendidikan Islam dengan membuka TPA, Yayasan Istiqomah Bina Umat (IBU) di Pondok Gede Bekasi yang bergerak dalam Tahfidzul Qur’an (menghafalkan Al-Qur’an) dan Yayasan Adzkia di Bekasi Timur yang bergerak di bidang sosial dan ekonomi.
Dalam pandangannya, agar dakwah tetap berjalan, diperlukan adanya komitmen dari setiap penggerak dakwah terhadap Islam di samping dukungan dari masyarakat tentunyam
Saat ini ia juga aktif sebagai Dewan pengawas Yayasan Islamic Center IQRO’ Pondokgede yang merupakan pelopor sekolah Islam terpadu. Selain itu ia juga diamanahi menjadi Ketua Ta’mir Masjid Annur, Yayasan Miftahul Amal Bojong Rawalele Jatimakmur Pondokgede Bekasi.
Image kesibukan kerja, tidak menghalanginya secara rutin ikut dalam kegiatan olahraga bulutangkis sepekan dua kali dan menembak. Sehingga ia dipercaya untuk menjadi Ketua Perbakin (Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia) Cabang Kota Bekasi. Kemampuan menembak diperolehnya saat mengikuti kegiatan pembekalan Konsepsi Nasional bagi pimpinan dan anggota DPRD se-Indonesia gelombang I di Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional) bertempat di Sekolah Polisi Negara Lido Sukabumi, di mana ia ketika itu menempati peringkat pertama dalam menembak. Ia menilai bahwa era keterbukaan merupakan momentum untuk memperbaiki berbagai tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan good governance (tata kelola kepemerintahan yang baik). Kunci keberhasilan untuk mewujudkan itu semua adalah pengabdian, ketekunan dan kebersamaan.
Sumber: cirebonpos.com