PKSCIREBON.ORG, CIREBON- Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra untuk kesekian kalinya, kembali melantik dan mengambil sumpah ratusan pejabat aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Cirebon, yang terkena mutasi, rotasi dan promosi jabatan, Rabu (7/6).
Banyak yang mengaku bersyukur atas promosi atau rotasi yang diterimanya, namun tidak sedikit yang mengaku kecewa.
Beberapa bahkan mengaku tidak nyaman karena dalam kurun waktu kepemimpinan Bupati Sunjaya, telah beberapa kali dirotasi dan dimutasi.
Seperti diungkapkan salah satu pejabat eselon III kepada fajarnews.com, yang mengaku sudah terkena beberapa kali mutasi selama kepemimpinan Bupati Sunjaya.
Ia pun menilai, mutasi dan rotasi yang dilakukan terkesan banyak penyimpangan karena kerap menempatkan orang yang tidak sesuai dengan disiplin keilmuannya.
“Banyak pejabat yang dimutasi dan rotasi tidak sesuai dengan keilmuannya, sehingga berdampak kepada kinerja para ASN itu,” kata pria yang meminta namanya untuk tidak dikorankan.
Ia pun menyindir bupati untuk tidak menjadikan hak prerogatif sebagai tameng setiap kali melakukan mutasi. Pasalnya, lanjut dia, jika hak prerogatif memutasi bawahan itu dilakukan sewenang-wenang, maka akan kebablasan. Padahal, menurutnya, semua ada koridor hukumnya.
“Jangan kumaha aing, jare wong Sunda, bli karep dewek, jare wong Nagari Cirebon. Harus menghargai lah. Siapa pun eselonnya, pasti ada rasa kekecewaan itu. Apalagi yang memiliki kemampuan dan keahlian,” ujarnya.
Ia pun menyebut, lambatnya negara ini maju, salah satu penyebabnya adalah para pejabatnya bekerja tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki atau tidak sesuai ilmu yang dimiliknya.
“Sudah merancang bagus, ketika sudah jadi dan sedang jalan, dipotong. Ganti orang lagi pasti tidak akan jalan dan tidak akan bener. Ini yang merancang program baru tiga-enam bulan dipindah, kan jadi acak-acakan. Untuk mencapai suatu tujuan yang ideal dengan gaya-gaya menajemen mutasi kumaha aing (apa kata saya), tidak akan tercapai. Baru tiga bulan, empat bulan, enam bulam mutasi, kalau yang ideal dua tahun sekali,” cetusnya.
Menurutnya, dengan kurun waktu tersebut, akan ada penilaian kinerja para ASN. Seharusnya, lanjut dia, yang bagus harus dicadangkan untuk jadi leadership di satu kantor dan yang bermasalah harus didorong.
“Kalau sekarang kan tidak, yang tidak bisa kerja justru pandai membeli ‘jamu’ untuk menyehatkan pimpinan,” ujarnya.
Saat disinggung posisi, Kalinga yang digeser menjadi staf ahli, menurutnya, posisi itu semakin enak untuk Kalinga dalam memuluskan tujuannya, sebagai bakal calon bupati.
“Itu sangat potensial buat Kalinga, itu hikmahnya. Kalinga bisa ngobrak-ngabrik. Energi yang tersimpan itu dengan dia punya itikad mau nyalon, itu rahmat dari Allah SWT, Insyaallah PNS bisa kena semua,” tandasnya.
Tak Sesuai Kompetensi
Senada, aktivis lingkungan dan buruh, Yoyon Suharyono menilai, mutasi dan rotasi yang dilakukan Bupati Sunjaya, tidak mempertimbangkan keahlian atau disiplin ilmu yang bersangkutan. Dengan kondisi tersebut, Yoyon menyangsikan, pembangunan di Kabupaten Cirebon dapat berjalan dengan baik.
“Dengan menempatkan orang seperti di Kepala Bidang Amdal Dinas Lingkungan Hidup, yang tidak memilki kompetensi dan lisensi di bidangnya, itu membuktikan kalau pemerintahan di bawah Bupati sekarang tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas,” kata Yoyon.
Dikatakan Yoyon, orang yang mengisi bidang Amdal, haruslah yang memiliki lisensi dan kompetesi di bidang lingkungan. Menurutnya, dengan menempatkan orang yang tidak memiliki lisensi dan kompetensi, dihawatirkan Pemerintah Kabupaten Cirebon akan dipermainkan para investor terkait permasalahan Amdal.
“Kita tidak benci investor, tapi kalau orang yang ditempatkan di bidang Amdal ini memenuhi kriteria, maka investor juga tidak akan berani macam-macam,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Muhidin yang kini ditunjuk menduduki posisi Kepala Dinas Ketahanan Pangan mengaku bersyukur atas amanah ini.
“Ya kita syukuri aja,” singkatnya.
Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra, dalam sambutannya mengatakan, mutasi dan rotasi yang dilakukan pada bulan Ramadhan kali ini dikarenakan adanya demosi dan mengisi kekosongan pejabat yang pensiun.
Dari 242 ASN yang terkena mutasi dan rotasi, setidaknya ada enam pejabat eselon II yang terkena mutasi dan rotasi kali ini. Selain pejabat eselon II, ada 82 pejabat eselon III dan 154 pejabat eselon IV yang dilantik dan dimabil sumpah oleh bupati.
“Ada demosi dimana ada pejabat eselon II yang harus diselamatkan karena jabatan yang saat ini cukup diisi eselon III. Selain itu, karena bulan Ramadan ini adalah bulan ibadah, semoga mutasi ini membuat mereka semakin sabar dan ikhlas menerimanya,” ujar Sunjaya dalam sambutannya.
Untuk diketahui untuk eselon II yang terkena mutasi dan rotasi adalah Kepala Kesbangpol Harry Safari Mangapraja menjabat sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan. Sedangkan posisi lamanya diisi pejabat eselon III yakni Zaenal Abidin.
Kemudian Ita Rospitasari menjadi Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Supadi Priatna menempati posisi baru sebagai Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) yang sebelumnya dijabat Kalinga.
Kalinga sendiri kini menempati posisi sebagai Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Pemkab Cirebon dan Muhidin yang tadinya menjabat sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, kini ditunjuk menduduki posisi Kepala Dinas Ketahanan Pangan.
Sementara Sono Supraptono menduduki jabatan baru sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang ditinggal Supadi.
Sumber: Fajarnews.com